Jun 10

 

E-COMMERCE PADA BHINNEKA.COM

 

 

Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi

 

 

 

 

 

 

IMANDO GRANDAGI HARTONO

1501170702

06 PDM

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

JAKARTA

2014

 

Abstrak

 

 

Pada zaman modern ini manusia dituntut untuk bergerak cepat dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dimana waktu sangatlah penting bagi manusia di zaman modern ini dan begitu pula dengan perusahaan-perusahaan untuk memenangkan persaingan diperlukan suatu e-commerce yang memudahkan perusahaan untuk mempromosikan produknya secara luas dan memberikan pelayan yang memudahkan customer untuk melakukan transaksi dan dengan berkembangnya internet saat ini hal tersebut juga memudahkan dalam penggunaan e-commerce pada saat ini

.

 

 

 

 

Kata Kunci:  E-commerce pada Bhinneka.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

ABSTRAK……………………………………………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………….. 3

BAB I      PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang…………………………………………………………………………… 4

1.2   Ruang Lingkup…………………………………………………………………………… 4

1.3   Tujuan dan Manfaat……………………………………………………………………. 5

1.3.1   Tujuan……………………………………………………………………………….5

1.3.2   Manfaat……………………………………………………………………………..5

1.4   Metodologi Pengumpulan data…………………………………………………….. 6

BAB II    LANDASAN TEORI

2.1   Faktor Penentu Keberhasilan E-commece……………………………………….7

2.2   Permasalahan Dalam Menerapkan E-commerce………………………………8

2.3   E -Commerce sebagai Peluang Bisnis di Indonesia……………………..9

2.4   Evolusi E-Commerce di perusahaan…………………………………………….10-11

2.5   Dampak Implementasi E-Commerce………………………………………………12

BAB III   PEMBAHASAN

3.1 Sejarah situs Bhinneka.com………………………………………………………..13

3.2  Sistem Penjualan Bhinneka.com………………………………………………….14

3.3  Kelebihan dan Kekurangan Bhinneka.com……………………………………..14

3.3.1Kelebihan Bhinneka.com………………………………………………………14

  1. 3.2Kekurangan Bhinneka.com……………………………………………………15

BAB IV   PENUTUP

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….. 16

4.2 Saran…………………………………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………. 17

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan internet di Indonesia sangatlah pesat dimana baik muda maupun tua menggunakan internet untuk memepermudah dalam melakukan kegiatan. Pada saat ini pula, banyak perusahaan yang mengalami kendala dalam mempromosikan produknya secara luas dan juga dalam hal transaksi bisnisnya maka itu diperlukan suatu solusi atas permasalah ini salah satunya dengan membangun e-commerce Contohnya yaitu pada perusahaan Bhinneka.com dimana perusahaan tersebut membangun e-commerce yang mempermudah customernya untuk melakukan transaksi secara cepat dan mudah

 

1.2          Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis tuliskan, maka penulis memberikan batasan dari ruang lingkup sistem yang ada.

Ruang lingkupnya mencakup :

  1. Faktor penentuan keberhasilan suatu e-commerce
  2. Permasalahan dalam menerapkan e-commerce
  3. Analisis E-Commerce sebagai Peluang Bisnis di Indonesia
  4. Dampak implementasi E-commerce
  5. Evolusi e-commerce di perusahaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.3          Tujuan dan Manfaat

1.3.1        Tujuan

Tujuan dari penulisan ini yaitu :

  1. Menganalisa faktor penentu keberhasilan e-commerce
  2. Menganalisa permasalahan dalam menerapkan e-commerce.
  3. Menganalisa E-Commerce sebagai Peluang Bisnis di Indonesia
  4. Menganalisa dampak implementasi e-commerce
  5. Menganalisa evolusi e-commerce pada perusahaan

 

1.3.2        Manfaat

Manfaat dari penulisan ini yaitu :

  1. Mempermudah pembaca untuk mengetahui penentu keberhasilan dari e-commerce
  2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai permasalahan dalam menerapkan e-commerce
  3. Memberikan gambaran kepada pembaca peluang bisnis pada e-commerce
  4. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tantang dampak implementasi e-commerce
  5. Memberikan pandangan kepada pembaca dalam evolusi e-commerce

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.4     Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penulisan makalah yang penulis gunakan yaitu :

  1. Metode studi pustaka

Metode studi pustaka merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengkajian terhadap sumber yang autentik seperti membaca buku serta literature dari internet yang sesuai dengan topik pembahasan pada makalah atau paper ini.

  1. Metode kualitatif

Metode pengumpulan data kualitatif yang digunakan pada penulisan ini yaitu observasi. Observasi disini dilakukan dengan mengamati dan menganalisa website www.bhinneka.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

        

         BAB II

LANDASAN TEORI

 

2.1  Faktor Penentu Keberhasilan E-commerce

E-commerce merupakan kegiatan bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana utamanya Teknologi itu dimanfaatkan untuk menawarkan brang dan jasa, melakukan order pembelian, melakukan transaksi jual beli melakukan pembayaran dan sebagainya. E-commerce merupakan produk teknologi informasi yang sudah mendunia dan tidak ada satu negara pun yang menolak kehadirannya Namun disisi lain e-commerce telah memberikan peluang bisnis yang signifikan mulai dari penyedia jasa koneksi, penyedia jasa pembangunan web site,e-banking, certificate authorization dan sebagainya

Faktor yang mempengaruhi suatu negara adalah budaya, pelaku e-commerce, infrastruktur teknologi, ketersediaan tenaga teknis, peraturan perundang-undangan serta infrastruktur pendukung lainnya. Faktor penentu keberhasilan e-commerce sebagai berikut.

(Eddy S., 2003)

 

 Budaya

Transaksi atas penjualan barang melalui internet didasarkan atas kepercayaan antara pembeli dan penjual. Pembeli percaya penjual akan mengirimkan barang yang dijual melalui internet sedangkan penjual percaya bahwa pembeli akan mengirimkan uangnya atas barang yang telah dikirimkan. budaya saling percaya itu merupakan syarat terjadinya transaksi e-commerce melalui internet.

 

 

Pelaku Bisinis E-commerce

Pelaku bisnis dibagi menjadi dua yaitu kelompok penjual dan kelompok pemebeli. Apabila masyarakat memahami jangkauan e-commerce yang tidak mengenal  batas wilayah suatu negara dan dapat dimanfaatkan dengan biaya yang relatif lebih murah, diperkirakan akan semakin banyak orang yang akan tertarik untuk melakukan jual beli barang atau jasa melalui internet.

 

 

Infrastruktur teknologi

Jumlah pengguna internet disuatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu banyaknya pemilikan pada suatu komputer daerah atau negara, jangkauan saluran telekomunikasi pada daerah atau negara, bnayaknya warung internet yang memungkinkan seseorang yang tidak mempunyai komputer dapat mengakses internet, banyaknya universitas telah memberikan fasilitas internet kepada mahasiswa dan dosenya dan banyak perusahaan yang memberikan fasilitas internet kepada karyawannya

 

 

2.2    Permasalahan Dalam Menerapkan E-commerce.

Dengan hadirnya internet di seluruh pelosok dunia mengakibatkan permasalahan sebagai berikut. (Eddy S., 2003)

 

 

–          Infrastruktur yang ada pada saat ini belum sepenuhnya mendukung terlaksananya e-commerce dan dapat berjalan dengan baik. Infrastruktur yang masih dikembangkan belum lengkap dan belum mendukung pengguna informasi untuk menggunakan fasilitas internet diharapkan adanyab penyempurnaan dalam infrastruktur dalam mendukung terlaksananya e-commerce

 

–          masyarakat indonesia belum siap memanfaatkan e-commerce sebagai sarana bisnis yang efektif dan efisien.Masyarakat indonesia pada umumnya masih meragukan apabila mengadakan transaksi menggunkan fasilitas internet karena kurangnya kepercayaan. Negara indonesia merupakan negara berkembang sehingga penduduknya yang berjumlah banyak harus dapat memanfaatkan fasilitas internet untuk memperoleh kemudahan yang tersedia dalam memperoleh informasi

 

–          Indonesia memiliki potensial pasar yang besar untuk mengembangkan e-commerce. kekuatan indonesia terletak pada kekayaan sumber daya alam yang belum tergali serta jumlah penduduk yang besar. Apabila indonesia tidak siap dalam menyikapi perkembangan e-commerce dikhawatirkan peluang bisnis tersebut akan dimanfaatkan atau dieksploitasi oleh investor asing. Dengan banyaknya investoe asing menanamkan modalnya di indonesia maka masyarakat indonesia akan tertinggal pada saat negara ingin maju diharapkan pula pemerintah untuk berperan aktif kepada masyarakat indonesia untuk dapat mengadakan bisnis menggunakan fasilitas internet dengan demikian Negara indonesia akan terus maju dalam mengadakan transaksi penjualan maupun pembeliaan dan negara akan mendapatkan laba serta penjual dan pembeli merasa puas atas transaksi melalui internet

 

 

–          Sedikitnya pengetahuan mengenai internet. Dengan minimnya pengetahuan mengenai fasilitas internet memungkinkan kurangnya pengguna informasi dalam memperoleh informasi.Seseorang yang ingin memperoleh informasi melalui fasilitas internet karena tidak mengerti cara mengoperasikannya maka orang tersebut tidak menggunakan komputernya untuk mengakses jaringan internet.

 

 

 

 

 

 

 

 

–          Teknologi yang ada belum memadai dalam menggunakan fasilitas internet. Dengan kurangnya teknologi yang memadai dalam mendukung fasilitas internet maka individu atau lembaga akan menjadi malas dalam menggunakan fasilitas internet tersebut.

 

–     Tidak adanya perundang-undangan dalam mengakses internet. Peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara indonesia belum tersedia mengenai pembatasan dalam mengakses internet .

 

 

2.3     E-Commerce sebagai Peluang Bisnis di Indonesia

 

Beberapa aspek yang perlu ditinjau dalam kesiapan masyarakat indonesia menghadapi peluang bisnis menggunakan e-commece sebagai berikut. (Eddy S., 2003)

 

 

Kesiapan pengusaha

 

Pengusaha indonesia sangat jarang dalam mengadakan transaksi menggunakan fasilitas internet khususnya pengusaha menengah dan ke bawah dengan beberapa alasan, yaitu minimnya pengtahuan dalam mengakses internet, kurangnya percaya diri dlam mengadakan transaksi melalui fasilitas internet, kurangnya ketersediaanny infrastruktur yang mengandung kelancran transaksi e-commerce. Dalam rangka meningkatkan akses pengusaha indonesia ke pasardepenrindag sedang menyelenggarakan program kemitraan, bimbingan, konsultasi teknis,pelatihan dan studi tentang teknologi informasi bagi pengusaha kecil dan menengah yang dikenal dengan Technical Assistance and Training Program(TATP)

 

 

 

Kesiapan Budaya

 

Bagi kebanyakan pengusaha indonesia, budaya saling percaya masih sulit untuk dilaksanakan. Beberpa kasus pembelian barang melalui pos beberapa waktu yang lalu menunjukan betapa sulitnya mempercayai penjual yang tidak bertatap muka secara langsung.Pembeli sudah mengirimkan sejumlah uang untuk membeli barang tertentu namun ternyata barang yang dipesan tidak dikirim atau barang yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan uraian yang diiklankan

 

 

 

 

 

 

 

Kesiapan Teknologi

 

Masalah yang dihadapi oleh negara indonesia adalah sebaran infrastruktur internet yang tidak merata. Kemudahan dalam mengakses internet hanya berada di kota besar dan sangat jarang untuk kota kecil di indonesia.

 

 

Kesiapan SDM

 

Ditinjau dari sisi penguasaan teknologi, tenaga teknis indonesia telah mampu mengembangkan dan memanfaatkan internet untuk keperluaan bisnis Namun dari sisi kauntitas masih sangat minim bila dibandingkan  dengan populasi penduduk indonesia yang sedemikian besar. Masalah lainnya adalah sebran mereka yang tidak merata.

.

2.4   Evolusi E-Commerce di perusahaan

Biasanya perushaan konvensional yang berniat mengimplementasikan e-Commece secara alami akan melalui tahap evaluasi. Perubahan secara lamban suatu kewajaran karena selain menejemen tidak mau mengambil resiko besar, biasanya yang bersangkutan masih ingin melihat tingkat visisble medium internet yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Mayoritas perusahaan itu biasanya akan menjalani enam thapan pengembangan e-commerce (Lea Sulaiman Saputra, 2002)

1. Broucurware

Pada tahap pertama perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai medium untuk berpromosi atau marketing. Brouchureware memiliki makna menggunakan internet sebagai sarana untuk mengembangkan brosur elektronik. Pada dasarnya yang terjadi dalam tahap ini adalah internet dipergunakan sebagai mendium komunikasi satu arah. Di sisni customer dapat melakukan pencarian informasi sehubungan dengan seluk beluk perusahaan melalui fasilitas pada situs terkait

 

 

 

2. Customer Interactivity

Pada tahap ini perusahaan mulai mengembangkan kemampuan apliksai situsnya untuk memungkinkan terjadiya komunikasi dua arah antara perusahaan dan para konsumennya.Contoh: fasilitas interaktif chatting yang memungkinkan customer untuk secara interaktif berdiskusi yang melakukan tanya jawab dengan bagian customer service perusahaan secara realtime. Prinsip yang dikembangkan di sini adalah menciptakan relasi atau hubungan interaktif dengan konsumen sebagai salah satu faktor yang menentukan aspek kepuasan dan loyalitas customer

 

3. Transaction Enabler

Tahap ini adalah tahap pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan terjadinya transaksi bisni secara elektronik(e-commerce). Transaksi bisnis yang umumnya terjadia adalah mekanisme pembelian produk atau jasa oleh customer melalui internet.

 

4. One to One Relationship

Tahap ini merupakan mekanisme yang memungkinkan terjadinya transaksi perdagangan antar individu. Secara prinsip yang terjadia adalah mekanisme penjualan produk atau pelayanan berbasis individu yang memungkinkan masing-masing customer untuk berhubungan seacra eksklusif dengan individu lain secara bebas. Contoh: bisnis pelanggan atau money charger

 

5.Real Time organization

Pada tahap ini terjadi bisnis nonstop 24 jam. Seluruh transaksi diambil alih secara otomatis oleh komputer. Secara real time calon penjualan dan pembeli melalui situs perusahaan dapat bertemu dan melakukan transaksi pada saat itu

 

6. Comminities of Interest

Tahap terakhir adalah kemampuan perusahaan dalam membentuk sebuah komunitas di dunia maya yang terdiri dari para customer dan rekan bisnis yang saling bekerjasama untuk menciptakan berbagai model bisnis baru yang akan menjadi sebuah peluang usaha yang layak untuk dikembangkan

 

2.5   Dampak Implementasi E-Commerce

Dampak positif E-Commerce adalah sebagai berikut, Pertama revenue system (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan, yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional, Karena dalam penggunaan teknologi ini sifatnya real time dan tidak memperdulikan lagi batasan jarak, waktu dan ruang maka secara cepat kita dapat menerima informasi-informasi yang berguna bagi peningkatan pendapatan perusahaan sehingga mampu secara cepat dan tepat mengambil langkah-langkah strategis dalam era persaingan pasar global dan bebas sekarang ini Kedua dapat meningkatkan market exposure(pangsa pasar) Dengan menggunakan internet kita dapat meningkatkan exposure(pangsa pasar) Denag menggunakan internet, kita dapat menjumpai orang-orang dari berbagai daerah, Karena kita tidak terpatok pada satu daerah saja, maka orang-orang dapat dengan mudah menemukan kita tanpa harus ke suatu daerah tertentu saja. Ketiga,menurunkan biaya operasional(operating cost) Dengan adanya fasilitas teknologi E-commerce biaya terutama untuk operasional bisnis menjadi semakin murah seperti pengadaan kertas transaksi, buku pencatatan dan lain-lain Sedangkan dampak negatif E-commerce adalah sebagai berikut. Pertama, kehilangan segi finasial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada. Kedua, pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar  bagi si korban, Ketiga, kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam. (Harisno, 2009)

 

BAB III

PEMBAHASAN

3.1     Sejarah situs Bhinneka.com

Bhinneka merupakan salah satu contoh dari perusahaan yang berhasil melewati masa-masa krisis dan sulit, dimana bhinneka berhasil melewati masa-masa suram tersebut dan bertahan hidup sampai sekarang. Dan berikut adalah ulasan kiat-kiat Bhinneka untuk bisa sampai menjadi Bhinneka.com yang sekarang ini

 

Bhinneka didirikan pada tahun 1993 oleh seseorang yang bernama Hendrik Tio awal pembukaanya bhinneka merupakan toko offline biasa.  Pada saat-saat awal ini, Bhinneka mempunyai fokus bisnis sebagai pemegang merk dan distributor untuk produk printer format lebar dan PC.  Kemudian pada tahun 1998, krisis ekonomi melanda seluruh Indonesia yang menelan korban yang tidak sedikit.  Bhinneka menjadi salah satu korban krisis ekonomi tersebut. Di dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan tersebut, Bhinneka tidak berputus asa dan mencoba mencari terobosan baru. Yaitu dengan membangun tokonya secara online apalagi pada saat itu internet mulai berkembang di Indonesia dan saat itu awal mula jalan untuk bhinneka menjadi toko online nomer 1 di Indonesia

 

 

 

 

3.2 Sistem Penjualan Bhinneka.com

Bhinneka.com meluncurkan mobile apps terbarunya yang hadir di platform Android, Commerce Apps Bhinneka.com. Saat ini diperkirakan sekitar 150.000.000 masyarakat di Indonesia sudah memiliki ponsel. Dan diperkirakan juga sekitar 80% dari ponsel-ponsel yang dijual di Indonesia memiliki fasilitas untuk mengakses internet. Melihat semakin banyak masyarakat yang menggunakan smartphone bhinneka melihat peluang bisnis tersebut merupakan investasi bisnis yang baik untuk Bhinneka.com menarik pasar dengan meluncurkan aplikasi berbelanja lewat ponsel. Commerce Apps Bhinneka.com adalah  akses layanan belanja dalam bentuk aplikasi mobile yang menampilkan informasi- informasi produk terbaru dan pilihan produk unggulan lainnya di toko yang berdiri sejak tahun 1999 silam ini. Aplikasi yang dapat diakses dari telepon pintar berbasis Android ini memberikan kemudahan bagi seluruh pengguna dari smartphone untuk mendapatkan barang yang diimpikan mereka langsung dari genggaman tangan. sistem pembayaran di aplikasi ini sudah terjamin soal keamanannya. Karena, sistem pembayaran yang dilakukan via aplikasi mobile dan online store Bhinneka.com tidaklah berbeda jauh. Sistem pembayaran di aplikasi mobile Bhinneka.com tidak berbeda jauh dengan online store. Pelanggan dapat melakukan pembayaran via transfer ATM, klik BCA atau Mandiri, dan kartu kredit BCA. Setelah melakukan pembayaran, pelanggan harus mengkonfirmasi kembali pembayaran mereka ke pihak Bhinneka.com.

 

 

3.3 Kelebihan dan Kekurangan Bhinneka.com

3.3.1 Kelebihan Bhinneka.com

Kelebihan yang dimilki oleh situs Bhinneka.com:

 

–          Memiliki script pengubah kurs mata uang sesuai yang diinginkan customer.

–          Dapat melakukan Tawar-menawar online

–          Katalog yang terstruktur dengan baik.

–          User dapat mengunduh file katalog dan harga dalam format pdf.

–          Rancang sendiri (build your own PC)

–          Bekerjasa sama dengan JNE (jasa pengiriman)

–          Photography page (all about camera)

–          Memiliki mobile version (khusus untuk diakses melalui mobile phone)

–          Terdapat fitur DropDown menu (memudahkan navigasi dalam mengakses web/blog)

–          Terdapat e-Care (garansi produk (untuk notebook) 24 bulan)

–          Memiliki Fitur Payment confirmation e-mail & SMS (notifikasi, apabila uang telah diterima pihak bhinneka.com)

–          Untuk Hal-hal yang tidak diketahui customer, terdapat layanan Help/FAQ

–          Memiliki Fitur Service tracking (ketahui sendiri kondisi barang anda yang sedang diservice teknisi bhinneka.com)

3.3.2 Kekurangan Bhinneka.com

Kekurangan fitur pada website Bhinneka.com yaitu :

 

–          Bila kita memperhatikan deskripsi dari produk produk di bhineka.com masih menggunakan dual bahasa. Hal tersebut akan membingungkan dan membuat pengunjung kurang nyaman dan lebih baik bhinneka memakai  penjelasan dalam 1 bahasa saja apalagi tidak semua pengunjung memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik

 

–          URL yang digunakan oleh bhinneka.com belum “ramah” kepada mesin pencari seperti google, yahoo, dll. karena URL yang digunakan tidak berdasarkan jenis produk atau kategori produk, sehingga bila kita mencari di google dengan menggunakan nama-nama produk praktis URL dari bhinneka.com tidak akan terindex. Jadi bila pembaca pada suatu saat nanti ingin membuat situs toko online, maka gunakanlah URL yang ‘ramah’ mesin pencari supaya calon pembeli lebih cepat menemukan situs anda.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 4

PENUTUP

 

4.1 Simpulan

Berikut merupakan simpulan dari penulisan yang telah dilakukan, yaitu:

1.   Bhinneka.com membantu customer untuk belanja secara mudah dan aman barang yang diinginkan

2.   Bhinneka.commemberikan kemudahan bagi customer untuk melakukan transaksi kapan saja dan dimana saja apalagi dengan adanya aplikasi mobile bhinneka.com

3.   Bhinneka.commemberikan fitur-fitur yang membantu customernya untuk mendapatkan informasi-informasi secara lengkap yang diperlukan

 

 

4.2 Saran

Berikut merupakan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut untuk pengembangan Bhinneka.com, yaitu:

1.         Akan lebih baik jika Bhinneka.com menggunakan bahasa indonesia saja dikarenakan pelanggan Bhinneka mayoritas berasal dari Indonesia apalagi tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik dalam bahasa inggris dan Bhinneka.com harus menggunakan URL yang ‘ramah’ mesin pencari supaya calon pembeli lebih cepat menemukan situs Bhinneka.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

–          Harisno, Tri Pujadi, 2009. E-BUSINESS DAN E-COMMERCE SEBAGAI TREND TAKTIK BARU PERUSAHAAN

 

–           Lea Sulaiman Saputra, ,2002. Penerapan E-Commerce dalam Perusahaan

 

–          Eddy S., ,2003. Strategi dalam menghadapi E-Commerce sebagai peluang bisnis abad 21

 

–          http://www.bhinneka.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apr 14

Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
IMPLEMENTASI ERP

Imando Grandagi 1501170702

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2014

Abstrak

Di dalam perkembangan zaman sekarang dalam proses bisnis suatu perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya diperlukan adanaya sistem informasi yang digunakan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan manufaktur atau jasa yang meliputi operasional dan distribusi produk yang dihasilkan Tujuan dari penerapan ERP yaitu menyatukan semua divisi yang ada dalam perusahaan menjadi satu sistem yang dapat dikendalikan secara terpusat.

Kata Kunci :  Implementasi ERP

Bab I
Pendahuluan

1.1   Latar Belakang

ERP merupakan sistem informasi yang digunakan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan manufaktur atau jasa yang meliputi operasional dan distribusi produk yang dihasilkan. Tujuan dari penerapan ERP yaitu menyatukan semua divisi yang ada dalam perusahaan menjadi satu sistem yang dapat dikendalikan secara terpusat Dalam hal ini maka diperlukannya penerapan ERP agar suatu perusahaan dapat mengintegrasikan kegiatan operaional dan distribusi yang memberikan dampak positif bagi perusahaan apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Dan kita pun mengenal berbagai software untuk mendukung ERP ini salah satunya adalah SAP(System Application And Product)

1.2  Ruang Lingkup
Topik yang dibahas mengenai:
– Pengertian dari ERP
– Keuntungan dan kerugian dalam implementasi ERP
– Implementasi ERP di Indonesia

1.3  Tujuan dan manfaat:
–    Memahami pengertian dari ERP
–    Memahami berbagai keuntungan dan kerugian dalam mengimplementasikan ERP
–    Memahami implementasi ERP yang ada di Indonesia

Bab 2
Landasan Teori

2.1 Pengertian ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP (Enterprise Resource Planning) yang dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Perencanaan Sumberdaya Perusahaan merupakan struktur sistem informasi yang digunakan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam suatu perusahaan manufaktur/jasa yang meliputi operasional dan distribusi produk yang dihasilkan. Tujuan dari implementasi ERP adalah menyatukan semua divisi yang ada dalam perusahaan menjadi satu sistem yang dapat dikendalikan secara terpusat..
Dari pendapat diatas hasil kesimpulannya ERP merupakan suatu sistem informasi yang bertujuan untuk mengintegrasikan suatu  proses bisnis yang bertujuan untuk mengefisiensikan kegiatan operasional dan distribusi suatu perusahaan agar dapat memberikan benefit yang lebih kepada perusahaan apabila diimplemantasikan secara baik dan benar.
Pada dasarnya, ERP dibangun sebagai sistem berbasis modul yang menangani berbagai proses seperti manufaktur, penlogistikan, pendistribusian, inventori, invoice, akuntasi perusahaan dan lainnya. Dari modul-modul tersebut, maka aktivitas penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia dapat terkontrol dengan baik dan informasi dapat diperoleh dengan cepat.

ERP dibagi menjadi beberapa modul utama, yaitu modul operasional, modul financial dan akuntansi, dan modul sumber daya manusia. modul ini berjalan secara terpisah, sehingga perusahaan tidak susah payah untuk mengimplementasikan modul tersebut secara langsung. Namun, modul-modul tersebut berhubungan langsung dengan satu database yang terpusat. Misalnya ketika bagian penjualan menerima order dari customer, bagian gudang langsung mendapatkan informasi untuk mempersiapkan pesanan tersebut. lalu bagian akuntansi dapat melihat apakah barang tersebut sudah dikirim atau belom sehingga tagihan dapat dipersiapkan. Hal tersebut dapat memeberikan keuntungan pada perusahaan dari sisi waktu, biaya, dan sumberdaya.
Dalam mengimplementasikan ERP membutuhkan persiapan yang matang, karena bila ERP tidak diimplementasikan secara benar maka perusahaan akan mendapat kerugian biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Tahap paling awal yang harus diperhatikan dalam implementasi ERP adalah membangun proses bisnis yang baik. Kemudian, karyawan harus bersiap akan perubahan sistem yang baru. ERP tidak akan memberikan dampak apapun kepada perusahaan apabila tidak diimplementasikan dengan benar dan yang harus diperhatikan yaitu tidak semua perusahaan cocok menerpakan ERP dalam sistemnya. Berikut akan dibahas beberapa komponen yang mempengaruhi implementasi ERP.
a.    Bisnis proses

Bisnis proses harus disusun dengan jelas dan tepat sebelum membangun suatu ERP. Sistem apapun tidak akan memberikan dampak kepada perusahaan apabila binis prosesnya tidak diterapkan dengan benar. Dalam membangun sistem ERP, sebaiknya batasan sistem harus dibangun dengan jelas.
b.    Pihak Manajemen dan karyawan

Kesuksesan implementasi IT dalam suatu perusahaan. Tidak terlepas dari dukungan pihak manajemen yang bersangkutan. Para eksekutif harus memiliki pemahaman bahwa IT  membutuhkan strategi pengembangan yang dinamis dan berkesinambungan, IT harus berjalan seiring dengan proses bisnis perusahaan, selain itu, karyawan juga memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan implementasi ERP. Sebaiknya, sebelum ERP di implementasikan, karyawan harus dipersiapkan untuk menerima suatu sistem baru, dan karyawan juga diikut sertakan dalam analisis proses bisnis perusahaan tersebut. Agar nantikan karyawan terbiasa akan sistem tersebut sehingga sistem tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan pada perusahaan tersebut

c.    Vendor

Vendor yaitu perusahaan yang menyediakan sistem ERP yang akan diimplementasikan di perusahaan. Tugas dari vendor yaitu harus menyediakan software dan hardware, vendor juga harus memberikan training pada karyawan perusahaan yang menggunakan jasanya, agar karyawan terbiasa dengan sistem IT yang baru diimplementasikan, dan memastikan sistem berjalan sesuai dengan permintaan perusahaan sesuai dengan proses bisnisnya. Vendor juga harus memiliki respon yang cepat apabila terjadi error dalam sistem tersebut. Maka dari itu sebelum memilih vendor, perusahaan harus menyelidiki latar belakang vendor tersebut apakah vendor tersebut berkompeten.

2.2  Keuntungan dan Kerugian  implementasi ERP

Keuntungan mengimplementasikan ERP :

– Standarisasi Proses Operasi
ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. sehingga operasional perusahaan akan berjalan secara efektif dan efisien.
-Integrasi data keuangan
Karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang paling up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaannya lebih baik.
– Standarisasi Data dan Informasi
Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:

– Penurunan tenaga kerja secara total
– Peningkatan service level
– Peningkatan sales
-Pengurangan lead-time
– Peningkatan kontrol keuangan
-Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
– Penurunan inventori
– Peningkatan market share perusahaan
– Pengiriman tepat waktu
– Kinerja pemasok yang lebih baik
– Penggunaan sumber daya yang lebih baik
– Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan.
– Peningkatan fleksibilitas
– Pengurangan biaya-biaya

Kerugian yang mungkin terjadi dalam mengimplementasikan ERP:

– Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
– Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
– Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
– Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
– Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran

Kerugian dapat terjadi apabila:

– Kurangnya komitmen dari pihak top management, sehingga tim IT kurang mendapat support pada perancangan sistemnya. Hal tersebut muncul dikarenakan ketakutan dari pihak top management, seperti kekhawatiran data akan bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab dan anggapan bahwa implementasi ERP milik orang IT juga dapat membuat kurangnya rasa memiliki dari top management dan karyawan divisi lainnya. Padahal, implementasi ERP sebenarnya adalah suatu proyek bisnis, dimana IT hadir untuk membantunya.

– Kesalahan terhadap proses penyeleksiaan software, dikarenakan penyelidikan software yang tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan. Hal ini bisa berakibat pada membengkaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan.

-Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan, sehingga hasil analisis strategi bisnis perusahaan tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya menentukan dari awal, apakah perusahaan akan mengikuti standar ERP atau sebaliknya.

– Kurangnya komunikasi antar personel.

– Cacatnya project design dan management.

– Saran penghematan yang menyesatkan dari orang yang tidak tepat.

– Keahlian vendor yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

– Faktor teknis lainnya, seperti bahasa, kebiasaan dokumentasi cetak menjadi file, dan lain sebagainya.

– Tidak cocoknya software dengan business process perusahaan.

– Kurangnya sumber daya, seperti manusia, infrastruktur dan modal perusahaan.

– Terbentuknya budaya organisasi yang berada dalam zona nyaman dan tidak mau berubah atau merasa terancam dengan keberadaan software (takut tidak dipekerjakan lagi).

– Kurangnya training dan pembelajaran untuk karyawan, sehingga karyawan tidak benar-benar siap menghadapi perubahan sistem, dimana semua karyawan harus siap untuk selalu menyediakan data yang up-to-date.

Bab 3
Pembahasan

3.1  Implementasi ERP di Indonesia
Sebagian besar perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, masih menjalankan proses bisnisnya secara konvensional. Pembukuan suatu perusahaan dilakukan secara manual, dan walaupun ada penggunaan komputer, sebatas menggunakan perhitungan excela maupun modul yang berdiri per divisi. Kepopularitasan ERP di Indonesia dimulai dari penggunaan SAP oleh Astra pada tahun 1990an. Kepopularitasan ERP di indonesia juga tidak terlepas dari banyaknya perusahaan asing yang membangun perusahaanya di Indonesia
Produk ERP berkembang menjadi beberapa model, dan mulai bermunculan variasi modul seperti SRM, QM, CRM dan lain sebagainya, dan pada tahun 2005 perusahaan mulai merasakan dampak dari IT, apakah suatu IT dapat memberikan suatu dampak bagi perusahaan atau sebaliknya.
Contoh kasusnya adalah salah satu produsen makanan cepat saji, PT Belfoods, Bogor, Jawa Barat. Belfoods merupakan salah satu anak perusahaan dari Group Cipta Kreasi Widya Usaha (CKWU) dan mereka menerapkan ERP pada Belfoods dengan tujuan untuk membangun sistem informasi yang terintegrasi dengan semua anak perusahaannya.
Belfoods, sebelum menerapkan ERP, membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan suatu laporan yang dibutuhkan oleh eksekutif perusahaan. Pada akhirnya data ini menjadi informasi terlambat sehingga eksekutif terlambat dalam melakukan pengambilan keputusan.
Setelah memilih beberapa vendor dan memikirkan keuntungan kerugian dari masing-masing vendor, Belfoods akhirnya memilih IBM yang bekerja sama dengan SAP untuk penerapan ERP pada perusahaannya.

Masalah yang dihadapi oleh Belfoods dalam proses implementasi ini antara lain yaitu kendala lokasi pabrik yang sering mendapatkan pemadaman bergilir, sehingga perusahaan harus menyediakan banyak UPS untuk menjaga kestabilan sistem.
Masalah lainya yaitu, perubahan yang dihadapi karyawan juga menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi. Dalam awal implementasi, Belfoods masih menjalankan dua sistem, yaitu sistem lama dan ERP. Tetapi lambat laun, sistem lama ditinggalkan dan murni menjalankan ERP saja. Salah satu benefit yang dirasakan oleh perusahaan adalah proses pembelian yang semakin terkendali.
Masalah utama yang banyak dihadapi oleh perusahaan dalam pemilihan ERP adalah mengenai biaya dari ERP itu sendiri. Harga ERP yang relative mahal menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan paket ERP yang akan digunakan. Mekipun ada ERP yang open source, namun dalam kenyataannya relative sulit untuk diimplementasikan.
Paket ERP yang banyak digunakan di Indonesia adalah Oracle Finance dan SAP R/3. Dimana masing-masing paket memiliki kekurangan dan kelebihan. SAP R/3 dikenal dengan kelengkapan modul dan integrasinya yang baik. Selain itu, SAP R/3 juga memiliki kontrol akses yang baik. Sebaliknya, SAP R/3 relatif lebih mahal dibandingkan Oracle Finance dan implemantasinya relative lebih rumit. SAP R/3 lebih banyak digunakan di Indonesia, sehingga pelatihan dan pakar di bidang ini cukup mudah ditemukan9. Dalam kenyataannya, beberapa perusahaan menggunakan gabungan dari keduanya untuk menjalankan proses bisnis perusahaan. Selain dua paket ERP diatas, Microsoft Axapta juga cukup banyak digunakan, karena selisih harga yang cukup banyak dari SAP R/3 maupun Oracle.
Beberapa kasus implementasi ERP yang ditemui di Indonesia, meskipun perusahaan telah berhati-hati pada saat menentukan vendor yang akan dipilih, pelaksanaan implementasi ERP masih  menemui banyak kendala.

Kendala tersebut terutama dikarenakan ketidaksesuaian modul ERP dengan bisnis proses perusahaan. Terutama di setiap perusahaan Indonesia yang memiliki kebutuhan sistem yang relative rumit dan sangat unik. Misalnya kebutuhan perusahaan akan pencatatan transaksi dengan valas, perhitungan pajak jual beli, promo penjualan yang beraneka ragam dan lain sebagainya.
Kebutuhan akan customize pada paket ERP yang tidak benar-benar dikuasai oleh vendor, menyebabkan hasil implementasi tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik karyawan maupun top management. Oleh karena itu, dalam tahap perubahan sistem perusahaan ke ERP, sebaiknya perusahaan mencari pendapat dari pihak ketiga, misalnya praktisi atau konsultan IT yang bersifat independen, untuk menghindari conflict of interest antara vendor dan perusahaan.
Masalah lainnya yang sering terjadi adalah kebiasaan orang Indonesia yang malas mendokumentasikan apa saja yang sudah dilakukan. Hal ini menyebabkan melekatnya informasi pada beberapa orang saja, dan ketika orang itu pergi, informasi penting pergi bersama dia. Demikian juga dengan kontrak, sebaiknya kontrak dengan vendor dibuat sedetail mungkin, untuk menghindari masalah di kemudian hari. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk perubahan sistem ke ERP juga harus dibahas, misalnya bagaimana dengan pemindahaan data dari sistem lama ke ERP, pengaturan data dari berbagai DBMS yang sebelumnya digunakan, waktu pelaksanaan, penalty jika terjadi keterlambatan, baik dari perusahaan dan vendor, dan lain sebagainya.
Vendor yang menyediakan paket ERP di Indonesia antara lain adalah IFS, PT Krakatau Information Technology, PT Abas Information System, PT Aksesa Sistimindo Pratama, PT Mincom Indoservices, Global Business Solution, dan lain sebagainya. Sedangkan perusahaan yang telah mengimplementasikan ERP antara lain adalah Olympic Group, PP London Sumatra, Tbk, Jakarta International Container Terminal, Petrokimia Gresik, SOHO Group, PT PAL, PT Pupuk Sriwidjaya, Bukit Muria Jaya, Sumi Rubber Indonesia, dan perusahaan lainnya.

Pada akhirnya, tidak semua perusahaan membutuhkan ERP pada pelaksanaan proses bisnisnya. Perusahaan bisa membeli paket ERP secara lengkap, per modul atau membangun sistemnya sendiri, sesuai dengan kebutuhannya, tergantung pada skala kompleksitas bisnis perusahaan, disesuaikan dengan dana yang tersedia, personel yang siap menghadapi perubahan yang akan terjadi dengan adanya sistem baru, dan yang paling penting, dukungan dari semua pihak dalam perusahaan.

Bab 4
Penutup (simpulan dan saran)

4.1  Kesimpulan dan Saran:

Kesimpulan:
Hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan implementasi ERP adalah:

–  Perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam segi waktu, biaya dan sumberdaya apabila sistem erp diimplementasikan dengan baik dan benar

– Tidak semua perusahaan cocok untuk menerapkan sistem ERP dikarenakan suatu proses bisnis perusahaan memiliki sifat yang unik

– Kegagalan dari penerapan sistem ERP dikarenakan kurangnya dukungan dari top management terhadap tim IT

– Masalah utama yang banyak dihadapi oleh perusahaan dalam pemilihan ERP yaitu mengenai biaya ERP yang relative mahal

Saran:

-Untuk membangun sebuah sistem ERP yang baik khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, diperlukankannya kerjasama yang baik antara top management, tim IT dan juga karyawannya. Harus ada kesadaran dari pihak-pihak yang bersangkutan untuk membangun sistem ERP tersebut dengan baik agar perusahaan mendapatkan keuntungan dari penerapan sistem ERP tersebut

BAB 5
DAFTAR PUSTAKA

Sumber
–     Heryanto, D. (2009) ERP dan Penerapannya [Online] Available at: http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_1092/title_erp-dan-penerapannya/
–    IBM (n.d) IBM Membantu Implementasi ERP di Belfoods [Online]. Available at: http://www-07.ibm.com/shared_downloads/express/belfood.pdf
–     Andreas (2007) Dua Tahun Ribet Bersama Implementasi ERP Axapta [Online]. Available at: http://agorsiloku.wordpress.com/2007/11/25/dua-tahun-ribet-bersama-implementasi-erp-axapta-1/
–     Endonesia.com (2009) ERP dan SCM [Online]. Available at: http://www.endonesia.com/mod.php?mod=katalog&op=viewlink&cid=85
–     IFS (n.d) IFS Indonesia [Online]. Available at: http://www.ifsworld.com/id/news_events/our_customers/default.asp#
–     INTACS (2008) Faktor-Faktor Kesuksesan Implementasi ERP [Online] Available at: http://intacsindo.com/art-2.html
–      Lutchen, Mark D. (2004) Managing IT as a Business. John Wiley & Sons, Inc.
–     Riswanto & Sukriana, Y. (2008) Menimbang Urgensi Implementasi ERP [Online]. Available at: http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Menimbang%20Urgensi%20Implementasi%20ERP&&nomorurut_artikel=108
–    Wikipedia (2009) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan [Online]. Available at: http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_sumber_daya_perusahaan
–    Mabert, VA., Soni A., Venkataramanan MA. (2000) Enterprise Resources Planning Survey of US Manufacturing Firm. Productin and Inventory Managment Journal 2000, Vol 41 No.2 pp 52-58.
–    Priandoyo, A. (2007) Kompetisi aplikasi ERP di Indonesia [Online]. Available at: http://priandoyo.wordpress.com/2007/03/06/kompetisi-aplikasi-erp-di-indonesia-second-layer/

Apr 14

Welcome to Binusian blog.
This is the first post of any blog.binusian.org member blog. Edit or delete it, then start blogging!
Happy Blogging 🙂